Objek Wisata Pulau cinta Tenggelam, Masyarakat Sekitarnya Mengharapkan Bantuan Dari Pemerintah Dan Pengelola PLTA Koto Panjang
Lintasmelayu0
Pekanbaru, lintasmelayu.com – Debit air di kawasan wisata Pulau Cinta, Dusun Teluk Jering, Desa Teluk Kenidai, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, terus mengalami peningkatan. Kondisi ini semakin parah setelah adanya tambahan bukaan pintu air dari PLTA Koto Panjang, yang menyebabkan volume air sungai meningkat secara signifikan. Saat ini, kawasan wisata yang sebelumnya menjadi destinasi favorit dengan pemandangan hijau, rerumputan asri, serta pondok dan tenda, telah berubah menjadi hamparan air yang luas. Satu-satunya yang tersisa hanyalah atap-atap pondok pedagang yang nyaris tenggelam. Pulau Cinta, yang menjadi ikon wisata di wilayah tersebut, kini benar-benar terendam. Tenggelamnya Pulau Cinta membawa dampak besar bagi ekonomi warga sekitar Sebagian besar masyarakat yang bergantung pada aktivitas wisata di sana kini kehilangan sumber penghasilan utama. Selama beberapa hari terakhir, seluruh kegiatan ekonomi di kawasan tersebut terhenti akibat ditutupnya objek wisata Pulau Cinta. Ketua RT 01 Dusun 3 Teluk Jering, Aril Mahendra, mengungkapkan bahwa sekitar 90 persen penduduk setempat menggantungkan hidup mereka pada wisata Pulau Cinta. “Memang ada sebagian warga yang mendapatkan penghasilan dari kebun sawit, tapi mayoritas warga, terutama yang tidak memiliki sawit, bergantung sepenuhnya pada Pulau Cinta. Mereka biasanya berjualan setiap hari di sana,” ujarnya pada Minggu (19/1/2025). Aril menjelaskan bahwa kondisi ekonomi warga menjadi sangat sulit karena terhentinya aktivitas wisata. Pulau Cinta yang terendam air membuat masyarakat tidak dapat lagi menjalankan usaha mereka. “Dengan pintu air PLTA yang terus dibuka, air sungai makin naik. Tentu saja, warga tak bisa mencari nafkah seperti biasa. Kini mereka hanya bisa diam di rumah tanpa ada penghasilan,” tambahnya. Ia berharap pemerintah maupun pihak pengelola PLTA Koto Panjang dapat memberikan perhatian kepada masyarakat yang terdampak. Meski rumah-rumah warga belum sepenuhnya terendam, dampak ekonomi akibat banjir ini sangat dirasakan. “Kami berharap ada bantuan, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Selama ini warga bergantung pada Pulau Cinta. Tapi sekarang, mereka hanya bisa di rumah, tidak bisa melakukan apa-apa kecuali memancing,” katanya. Dari pengamatan Aril, debit air terus meningkat setiap harinya. Jika sebelumnya air hanya menggenangi Pulau Cinta, kini air mulai mendekati halaman rumah warga. “Kemarin airnya masih di bawah, tapi sekarang sudah hampir sampai halaman. Mungkin ini karena tambahan pintu air PLTA yang dibuka,” jelasnya. Aril juga khawatir jika debit air terus meningkat, banjir akan merendam rumah-rumah warga dan memutus akses jalan. “Kami berharap situasinya tidak semakin buruk. Semoga air tidak sampai masuk rumah atau memutus akses jalan. Itu akan membuat kondisi warga semakin sulit,” pungkasnya. Masyarakat sekitar Pulau Cinta kini hanya bisa menanti bantuan dan berharap agar situasi segera membaik sehingga mereka dapat kembali melanjutkan aktivitas ekonomi yang selama ini menjadi penopang utama kehidupan mereka.(Wajahpublik/Red)
Posting Komentar