JAKARTA, lintasmelayu.com - Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat menganugerahkan penghargaan Sahabat Pers kepada Wakil Bupati Bengkalis, Dr. H. Bagus Santoso, MP, dan Bupati Siak terpilih periode 2025 - 2030, Dr. Afni Z, MAP, M.Si.
Penghargaan ini diberikan dalam acara Malam Apresiasi dan Dialog Kebangsaan yang digelar di Hotel Jayakarta, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta, Selasa malam (20/5/2025).
Ketua Umum SMSI Pusat, Drs. Firdaus, M.Si, menyatakan bahwa penghargaan Sahabat Pers diberikan berdasarkan hasil usulan dari pengurus SMSI provinsi dan kabupaten/kota.
Nama-nama tokoh yang diusulkan dinilai telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan dunia pers dan media siber di daerah masing-masing.
"Sebagai Wakil Bupati Bengkalis, Dr. H. Bagus Santoso MP dinilai konsisten mendorong jurnalisme yang berkelanjutan, termasuk mendukung pelaksanaan Karya Latih Wartawan (KLW) dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Ia juga aktif membina media dan SDM SMSI di Kabupaten Bengkalis," ujar Firdaus.
Sementara itu, lanjut Firdaus, Dr. Afni Z, yang juga merupakan Anggota Dewan Pakar SMSI Riau, telah menunjukkan perhatian dan dukungan luar biasa terhadap SMSI. Ia dinilai sebagai tokoh perempuan yang berkomitmen terhadap kemajuan media di Provinsi Riau.
"Sebagai Bupati Siak terpilih periode 2025–2030, Dr. Afni memiliki komitmen yang kuat untuk terus mendukung peran media dalam pembangunan. Bahkan sebelum menjabat, kontribusinya sudah terasa nyata di lingkungan SMSI," tambah Firdaus.
Dalam testimoni usai menerima penghargaan, Wakil Bupati Bengkalis, Dr. H. Bagus Santoso, menyampaikan rasa bangga dan haru. Ia mengaku memiliki kedekatan emosional dengan dunia jurnalistik karena pernah mengawali karier dari bawah sebagai loper koran.
"Kenapa saya sangat bangga? Karena saya lahir dari dunia pers. Saya anggota PWI, Dewan Pakar SMSI Riau, dan dulu peloper koran. Naik menjadi wartawan di Riau Pos, lalu menjadi anggota DPRD. Dari loper koran, wartawan, anggota dewan, hingga dipercaya menjadi Wakil Bupati Bengkalis dua periode," ungkap Bagus.
Bagus juga menyoroti pentingnya integritas dalam dunia jurnalistik. Ia mengungkapkan pengalaman pribadinya saat masih menjabat sebagai anggota DPRD, di mana ia sering berinteraksi dengan oknum yang mengaku wartawan tanpa memahami etika jurnalistik.
"Saya pernah menulis dan juga ditulis. Menulis saya pakai nurani dan etika. Tapi ada yang cukup membawa kartu pers, mengaku wartawan, lalu nelpon saya. Padahal belum tahu kalau saya juga mantan wartawan. Dia bilang mau lapor ke KPK dan minta uang. Ini keliru dan merusak citra pers," katanya.
Menurut Bagus, praktik seperti ini harus dihentikan. Ia berharap SMSI bisa menjadi garda terdepan dalam memberantas jurnalisme abal-abal yang hanya mengandalkan tekanan demi kepentingan pribadi, bukan untuk menyampaikan informasi yang jujur dan berimbang.
"SMSI saya harapkan jadi benteng moral media. Melalui apresiasi dan dialog kebangsaan ini, SMSI akan melahirkan insan pers yang benar-benar bersahabat dengan rakyat, bukan sekadar mengejar kekuasaan atau keuntungan sesaat," tegasnya.
Bagus juga menekankan perlunya pembinaan terus-menerus terhadap wartawan muda. Ia percaya bahwa media yang kuat hanya bisa dibangun oleh insan pers yang berintegritas, memiliki wawasan, dan paham terhadap kode etik jurnalistik.
"Mari kita kembalikan marwah jurnalisme sebagai profesi yang mulia. Saya yakin SMSI mampu menjadi wadah bagi para insan pers yang ingin tumbuh dan berkembang secara profesional," ujarnya.
Acara malam apresiasi ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, insan pers, dan perwakilan SMSI dari berbagai provinsi. Kegiatan ini menjadi ruang silaturahmi, sekaligus forum untuk memperkuat sinergi antara media dan pemangku kepentingan.
Penghargaan Sahabat Pers merupakan bentuk apresiasi SMSI kepada tokoh-tokoh yang dinilai berjasa dalam mendukung kemerdekaan pers serta pembangunan ekosistem media digital yang sehat dan bertanggung jawab.
(Riau Aktual/Adel)
Posting Komentar