Saham Naik 100% Lebih, Ini Jeroan Bisnis Tambang Peter Sondakh (ARCI)





Jakarta, lintasmelayu.com - Emiten tambang emas milik konglomerat Peter Sondakh, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), mencatatkan lonjakan pendapatan menjadi US$287,6 juta Rp4.68 triliun sepanjang 2024, naik 15,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja ini turut mengerek harga saham ARCI yang melonjak tajam tahun ini.

Tercatat, saham ARCI telah meoket 121,31% ke level Rp540 sejak awal 2025. Dalam enam bulan terakhir saja, sahamnya telah naik 52,54% dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp13,41 triliun.

Lantas, bagaimana sentimen fundamental ARCI di tengah lonjakan harga sahamnya? Berikut dirangkum dari keterbukaan informasi BEI, Selasa, (17/6/2025).

Perseroan melaporkan, produksi emasnya turun signifikan akibat bencana alam di tambang Araren pada April 2024. Produksi emasnya menyusut menjadi 93,4 ribu ons dari sebelumnya 123,3 ribu ons, atau turun 24,2%.

Volume penjualan emas pun terkoreksi menjadi 97,1 ribu ons, turun 19,5% dari tahun sebelumnya. Namun demikian, pendapatan tetap tumbuh.

Segmen pemurnian emas yang dijalankan anak usaha PT Emas menghasilkan pendapatan US$78,2 juta. Angka ini meningkat dari US$72,4 juta pada tahun sebelumnya.

Adapun laba bersih ARCI tercatat turun 29,7% menjadi US$10,4 juta atau sekitar Rp169,42 miliar. Tekanan ini berasal dari kenaikan beban pokok penjualan yang mencapai US$227 juta sepanjang 2024.

Sepanjang 2024, ARCI merealisasikan belanja modal sebesar US$91,8 juta yang difokuskan untuk pembangunan infrastruktur tambang. Salah satu capaian pentingnya adalah peledakan pertama tambang bawah tanah di pit Kopra pada 5 Desember 2024.

Hingga pekan kedua Juni 2025, pengembangan tambang bawah tanah ARCI telah mencapai sekitar 425 meter. Ke depan, ARCI menargetkan percepatan pembangunan tambang bawah tanah serta eksplorasi pit baru lainnya.

"Perseroan menargetkan produksi emas tumbuh sekitar 25-30% tahun ini," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (17/6/2025).

Di luar bisnis emas, ARCI juga menjajaki potensi bisnis energi baru terbarukan melalui anak usaha PT Toka Tindung Geothermal (TTG). Perusahaan ini tengah mengurus perizinan lingkungan guna mengembangkan proyek panas bumi.

Sebagai informasi, PT TTG merupakan perusahaan patungan antara ARCI dan PT Ormat Geothermal Indonesia yang dibentuk pada 2024. TTG telah mengantongi izin panas bumi pada Juni 2025 untuk proyek di Kota Bitung dengan target kapasitas 40 Mega Watt (MW).

Adapun mengutip data data Bursa Efek Indonesia Selasa (17/6/2025), 85% saham ARCI digenggam oleh PT Rajawali Corpora selaku pengendali. Lalu PT Basis Utama memiliki 6,17% saham ARCI dan masyarakat 8,8%.

Rajawali Corpora merupakan perusahaan yang perusahaan milik Peter Sondak yang memiliki portofolio berbagai lini bisnis.

(CNBC)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama