TELUKKUANTAN, lintasmelayu.com - Warga net mengutuk keras perbuatan pelaku penganiayaan balita malang di Kuansing, inisial ZR (2) hingga tewas. Atas perbuatan biadap pelaku warga net minta agar pelaku dihukum mati.
"Hukum mati pelaku," tulis salah seorang warga net inisial NBG mengomentari akun yang memposting kejadian penganiayaan ini.
Peristiwa keji ini pun berhasil diungkap Satreskrim Polres Kuansing, pelakunya adalah suami istri asal Kecamatan Kuantan Tengah, YP (24) dan suaminya AYS (28). Informasi berhasil dirangkum keduanya adalah perantau di Kuansing.
Kedua tersangka diamankan setelah tiga jam usai dilaporkan ibu korban, ke Polres Kuansing.
Penganiayaan ini, dilakukan suami istri berulang-ulang dalam rentang waktu tiga pekan, sejak Jumat 23 Mei 2025 hingga Selasa 10 Juni 2025.
Kedua tersangka dalam tindakannya sempat mengikat kaki, tangan dan mulut korban. Hasil pemeriksaan, korban ZR mengalami luka di bagian kepala, badan dan kaki.
Bahkan AYS pernah meninggalkan ZR ke rumah orang tuanya, namun saat dijenguk kembali ia tidak menjumpai ZR di dalam rumah, tapi terbaring pintu samping rumah dalam kondisi pingsan.
Dari keterangan Kapolres Angga Febrian Herlambang, kejadian ini bermula pada 23 Mei 2025 sekira pukul 11.37 WIB, tersangka YP menghubungi ibu korban ISD (21) meminta untuk mencarikan pekerjaan untuknya.
Lantas ISD menawarkan tersangka YP yang juga temannya itu agar dia bisa menjadi pengasuh anaknya. YP pun setuju dengan gaji 1,2 juta perbulan.
Pada 23 Mei 2025 sekira pukul 16.50 WIB, ISD mengantarkan kedua orang anaknya ZR (2 tahun) dan KZ yang masih berumur dua bulan ke rumah kontrakan YP, di Desa Beringin Taluk, Kecamatan Kuantan Tengah.
Tiga hari kemudian, ISD datang ke kontrakan YP menjenguk anaknya sekaligus mengantarkan keperluan anaknya seperti susu, dan pampers. Kondisi kedua orang anaknya masih dalam keadaan baik-baik, ia pun pergi meninggalkan anaknya.
Selasa tanggal 10 Juni 2025 pukul 13.00 WIB, ibu korban ISD diberitahu YP kalau anaknya ZR mengalami kecelakaan lalu lintas dan saat ini sedang dirawat di RSUD Telukkuantan.
ISD bersama tersangka YP mendatangi RSUD Telukkuantan untuk melihat kondisi anaknya. Tepatnya Rabu tanggal 11 Juni 2025 pukul 16.00 WIB, korban ZR meninggal dunia.
Pihak RSUD Telukkuantan menyarankan kepada ISD selaku orang tua korban untuk melapor ke pihak kepolisian Polres Kuansing, karena diduga adanya tindak kekerasan yang dialami anak korban. Hingga pelaku ditangkap.
Pihak Kepolisian masih mendalami apa motif kedua tersangka. Tetapi dalam pengakuan kedua tersangka, YP dan AYS, mengaku kalau mereka sakit hati akibat ZR rewel dan sering menangis.
Atas perbuatan bejad pelaku, Kepolisian menerapkan pasal 80 ayat 3 undang-undang perlindungan anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Informasi yang berhasil riauterkini.com rangkum ZR tidak rewel seperti yang disampaikan pelaku, jika dikasih susu, ia akan diam dan bermain sendiri.
(RTC/Adel)
Posting Komentar