KAMPAR,lintasmelayu.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau memanfaatkan peluncuran 80.000 Koperasi Merah Putih sebagai langkah konkret untuk mendorong efisiensi distribusi dan memperkuat ekonomi desa. Acara yang digelar secara virtual ini sekaligus menjadi ruang penyampaian arah kebijakan koperasi ke depan, termasuk strategi menjaga keberlanjutan koperasi agar benar-benar berdampak bagi masyarakat.
Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid menyampaikan bahwa hingga saat ini, terdapat 1.861 koperasi yang telah berdiri di seluruh Riau. Khusus di Kabupaten Kampar, sebanyak 250 Koperasi Merah Putih telah terbentuk. Angka tersebut dinilai mencerminkan antusiasme dan kesiapan daerah dalam membangun kelembagaan koperasi secara aktif.
Gubri menegaskan, Koperasi Merah Putih diharapkan dapat berperan dalam memangkas rantai distribusi yang selama ini membuat harga kebutuhan pokok melambung. Dengan keberadaan koperasi di tingkat desa dan kelurahan, distribusi barang pokok bisa menjadi lebih ringkas dan efisien, sehingga harga lebih terkendali dan terjangkau bagi masyarakat.
“Ini menandakan adanya kesiapan kita dalam hal tata kelola. Tujuan utamanya adalah mempersingkat rantai pasok agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar, sehingga harga kebutuhan pokok bisa lebih terjangkau,” tegas Wahid.
Selain menjadi alat kendali harga, koperasi juga diarahkan menjadi saluran kolektif untuk menampung dan memasarkan produk-produk dari pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Menurutnya, strategi tersebut diyakini akan memperluas jangkauan pasar UMKM dan berkontribusi langsung terhadap peningkatan pendapatan pelaku usaha kecil.
“Selain untuk memberikan kepastian harga, koperasi ini juga bertujuan untuk menghimpun produk-produk UMKM agar bisa dipasarkan ke skala yang lebih luas. Sehingga pendapatan dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tambahnya.
Lebih lanjut, agar program Koperasi Merah Putih tak berhenti pada tahap pendirian saja, Pemprov Riau berkomitmen memberikan pembinaan berkelanjutan. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Provinsi Riau akan melakukan pelatihan bagi pengurus dan anggota koperasi, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia.
Selain itu, monitoring dan evaluasi juga akan diperkuat. Gubri Wahid menekankan pentingnya pengawasan menyeluruh terhadap tata kelola koperasi, agar koperasi-koperasi yang telah terbentuk benar-benar hidup dan berkembang sesuai fungsinya.
“Tentu ke depan, perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan atau minitoring. Melalui monitoring inilah nantinya akan ada evaluasi maupun bimbingan agar koperasi ini terus maju dan berkembang,” terang Wahid.
Sementara itu, Bupati Kampar Ahmad Yuzar menyatakan dukungan penuh terhadap program ini. Ia meyakini bahwa Koperasi Merah Putih bisa membantu masyarakat mendapatkan harga komoditas pokok yang lebih terjangkau, sekaligus mendukung penguatan ekonomi lokal melalui hilirisasi produk.
“Kita berharap, produk-produk UMKM dari desa-desa ini bisa merambah ke luar daerah Kampar. Koperasi ini juga hadir untuk menjamin masyarakat mendapatkan harga yang wajar,” kata Ahmad Yuzar.
Ia juga mengatakan kedepan, pihaknya masih membutuhkan dukungan berkelanjutan dari Pemprov Riau, baik dalam hal pemasaran, teknologi, maupun akses pasar yang lebih luas. Ia optimistis dengan sinergi yang baik, Koperasi Merah Putih bisa menjadi pilar baru ekonomi kerakyatan di Kampar dan Riau pada umumnya.
“Makanya kami memerlukan bantuan dari Pemerintah Provinsi. Baik bantuan pemasaran maupun teknologi untuk hilirisasi produk. Saya yakin Pak Gubernur bisa membantu kita,” tutupnya.
(MCR/Red)
إرسال تعليق