Pekanbaru, lintasmelayu.com – Ratusan guru ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) jenjang pendidikan menengah (Dikmen) formasi tahun 2021 dan 2023 di Provinsi Riau menyampaikan sejumlah keluhan serius terkait penempatan kerja yang dinilai tidak sesuai. Aspirasi ini disampaikan langsung kepada Ketua ASN PPPK Guru 2022 Provinsi Riau, Eko Wibowo, dalam berbagai pertemuan yang telah berlangsung beberapa waktu terakhir.
Para guru yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Riau mengungkapkan keresahan mereka, terutama soal penempatan sekolah yang tidak sesuai dengan kualifikasi dan mata pelajaran yang tercantum dalam Surat Keputusan ( SK) pengangkatan.
Tak Sesuai Bidang, Sertifikasi Terhambat
Menurut Eko Wibowo, yang juga dikenal sebagai Tokoh Muda Pendidikan Riau, salah satu masalah paling mendasar adalah ketidaksesuaian antara mata pelajaran yang diajarkan dengan yang tertera dalam SK. Banyak guru harus mengajar mata pelajaran yang tidak linier dengan bidang mereka, karena di sekolah penempatan mata pelajaran sesuai SK tidak tersedia.
“Hal ini membuat proses belajar mengajar tidak optimal, dan lebih parahnya, menghambat proses sertifikasi guru. Jam linier yang menjadi syarat mutlak sertifikasi tidak terpenuhi,” jelas Ekowi.
Penempatan Jauh dari Domisili, Guru Terpaksa Tinggal di Ruang Kelas
Keluhan lainnya adalah lokasi penempatan yang sangat jauh dari domisili asal para guru. Beberapa bahkan harus melintasi kabupaten untuk sampai ke sekolah tempat mereka mengajar. Kondisi ini tidak hanya menyulitkan secara ekonomi, tetapi juga berdampak pada kehidupan keluarga dan keselamatan.
“Banyak guru harus berpisah dari keluarganya, tinggal di tempat seadanya, bahkan ada yang terpaksa tidur di ruang kelas karena tak mampu menyewa tempat tinggal. Mereka menghadapi dilema besar: antara tugas dan tanggung jawab keluarga, seperti merawat orang tua lansia atau anak-anak kecil,” ujar Eko Wibowo.
Ia menambahkan bahwa pengeluaran guru ASN PPPK tersebut sebagian besar habis untuk biaya transportasi dan akomodasi, yang akhirnya menggerus kesejahteraan mereka.
Desakan Relokasi dan Tuntutan Solusi kontret
Jika aspirasi ini tidak segera ditanggapi, Eko menyatakan pihaknya siap membawa keluhan ini ke tingkat nasional. Ia menyebutkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan langkah untuk menyuarakan aspirasi tersebut ke Kementerian Pendidikan, Kemenpan-RB, hingga DPR RI dalam waktu dekat.
“Kita sudah siapkan segala data dan keluhan dari guru-guru ini. Jika tidak ada kejelasan dari pemerintah daerah, kami akan menyampaikan langsung ke pusat,” pungkasnya.
Sebagai penutup, Eko menegaskan kembali pentingnya keberpihakan kebijakan terhadap para guru yang telah mengabdi di garis depan pendidikan.
“Hal ini membuat proses belajar mengajar tidak optimal, dan lebih parahnya, menghambat proses sertifikasi guru. Jam linier yang menjadi syarat mutlak sertifikasi tidak terpenuhi,” jelas Ekowi.
Penempatan Jauh dari Domisili, Guru Terpaksa Tinggal di Ruang Kelas
Keluhan lainnya adalah lokasi penempatan yang sangat jauh dari domisili asal para guru. Beberapa bahkan harus melintasi kabupaten untuk sampai ke sekolah tempat mereka mengajar. Kondisi ini tidak hanya menyulitkan secara ekonomi, tetapi juga berdampak pada kehidupan keluarga dan keselamatan.
“Banyak guru harus berpisah dari keluarganya, tinggal di tempat seadanya, bahkan ada yang terpaksa tidur di ruang kelas karena tak mampu menyewa tempat tinggal. Mereka menghadapi dilema besar: antara tugas dan tanggung jawab keluarga, seperti merawat orang tua lansia atau anak-anak kecil,” ujar Eko Wibowo.
Ia menambahkan bahwa pengeluaran guru ASN PPPK tersebut sebagian besar habis untuk biaya transportasi dan akomodasi, yang akhirnya menggerus kesejahteraan mereka.
Desakan Relokasi dan Tuntutan Solusi kontret
Atas kondisi ini, Eko Wibowo mendesak Pemerintah Provinsi Riau untuk segera mengambil langkah konkret. Ia meminta Gubernur Riau, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk memberikan kemudahan dalam proses relokasi para guru ke sekolah yang lebih dekat dengan domisili dan sesuai dengan kualifikasi mereka.
“Relokasi ini sangat penting, bukan hanya demi kesejahteraan guru, tapi juga untuk meningkatkan mutu pendidikan. Guru yang tenang dan sejahtera tentu akan memberikan pengajaran yang jauh lebih baik,” tegasnya.
Siap Bawa Aspirasi ke Pemerintah Pusat
“Relokasi ini sangat penting, bukan hanya demi kesejahteraan guru, tapi juga untuk meningkatkan mutu pendidikan. Guru yang tenang dan sejahtera tentu akan memberikan pengajaran yang jauh lebih baik,” tegasnya.
Siap Bawa Aspirasi ke Pemerintah Pusat
Jika aspirasi ini tidak segera ditanggapi, Eko menyatakan pihaknya siap membawa keluhan ini ke tingkat nasional. Ia menyebutkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan langkah untuk menyuarakan aspirasi tersebut ke Kementerian Pendidikan, Kemenpan-RB, hingga DPR RI dalam waktu dekat.
“Kita sudah siapkan segala data dan keluhan dari guru-guru ini. Jika tidak ada kejelasan dari pemerintah daerah, kami akan menyampaikan langsung ke pusat,” pungkasnya.
Sebagai penutup, Eko menegaskan kembali pentingnya keberpihakan kebijakan terhadap para guru yang telah mengabdi di garis depan pendidikan.
"Guru adalah pilar pendidikan. Sudah saatnya negara hadir dan berpihak kepada mereka. Jangan biarkan mereka berjuang sendiri", tegasnya.
Sumber : Pekanbarukini.com
Posting Komentar