Banjir dan Tanah Longsor Landa Padang Pariaman, 11 Kecamatan Terdampak



Padang Pariaman, Lintasmelayu.com — Kabupaten Padang Pariaman dilanda bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem sejak Sabtu, 22 November 2025 pukul 08.00 WIB hingga Minggu, 23 November 2025. Bencana ini dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut secara terus-menerus, sehingga menyebabkan luapan sejumlah sungai besar seperti Sungai Batang Anai, Batang Ulakan, Batang Tapakih, dan Batang Kamumuan.

Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis (JKA), turun langsung meninjau sejumlah titik terdampak parah. Peninjauan dimulai dari lokasi jalan amblas di ruas Padang Baru–Kampung Bonai, dilanjutkan ke Kampung Galapuang yang digunakan sebagai lokasi pengungsian masyarakat terdampak banjir di hampir seluruh nagari di Kecamatan Ulakan Tapakis.


Rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke Korong Surantiah, Nagari Lubuak Aluang, serta Nagari Kasang yang juga mengalami dampak banjir cukup parah. Bupati direncanakan melanjutkan peninjauan ke beberapa kecamatan lainnya.

Dalam keterangannya, Bupati JKA menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman telah mengaktifkan pelayanan tanggap darurat melalui kolaborasi pentahelix. Pemerintah daerah bergerak cepat di bawah koordinasi Sekretaris Daerah bersama BPBD, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, TNI, Polri, serta unsur terkait lainnya untuk melakukan penanganan di lapangan.







Sebelumnya, BPBD bersama Satgas TRC PB telah melakukan evakuasi warga terdampak, sekaligus melaksanakan assessment dan pendataan kerusakan. Pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan logistik darurat berupa nasi bungkus kepada para pengungsi serta mendirikan dapur umum bersama Dinas Sosial P3A dan pemerintah nagari untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Bupati JKA menegaskan bahwa dampak bencana ini tidak dapat ditangani sendiri oleh pemerintah daerah. Menurutnya, Padang Pariaman sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat, terutama dalam hal normalisasi sungai.

“Kami mohon kepada pemerintah pusat, khususnya Balai Wilayah Sungai (BWS), untuk segera melakukan normalisasi Sungai Batang Ulakan. Saat ini ada tiga kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai sekitar 80 sentimeter,” ungkap JKA

Ia juga menyampaikan bahwa banjir telah merusak lahan pertanian dan sektor ekonomi masyarakat. Sawah dan tanaman jagung yang baru ditanam hancur, sejumlah ternak dilaporkan hanyut dan belum ditemukan, serta tambak udang dan ikan mengalami kerusakan berat.

“Dengan kemampuan APBD kami, kami tidak sanggup memperbaiki seluruh infrastruktur yang rusak. Oleh karena itu, kami sangat berharap bantuan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,” tambahnya.

Hingga saat ini, tercatat sekitar 10 hingga 11 kecamatan terdampak bencana banjir. Beberapa titik terparah berada di kawasan Perumahan Kasai Permai, Korong Surantiah, Ulakan, Kampung Dalam, Batang Gasan, dan sejumlah wilayah lainnya.

Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman telah menggelar rapat koordinasi dan tengah menyiapkan pengajuan status tanggap darurat ke BNPB guna mempercepat penanganan bencana


Menurut data mutakhir per Minggu, 23 November 2025, pukul 17.00 WIB, total 11 Kecamatan dan 15 Nagari terdampak bencana ini.

Bencana ini menyebabkan dampak signifikan pada masyarakat dan infrastruktur:

* Warga Terdampak: 438 KK.

* Rumah Terdampak: 438 Unit rumah terendam, dengan rata-rata ketinggian air banjir berkisar antara 30 – 100 Cm. Dua (2) unit rumah mengalami kerusakan.

* Lahan Pertanian: 93 Ha lahan pertanian terendam.

* Infrastruktur Rusak:

Dua (2) unit jalan rusak, termasuk putusnya jalan depan RSUD Padang Pariaman menuju Polres Padang Pariaman.

Dua (2) unit jembatan rusak.

Satu (1) fasilitas pendidikan, SDN 10 Batang Gasan, rusak akibat tanah longsor.

Tanah Longsor: Terdapat 5 titik longsor yang menimbun badan jalan, termasuk di Nagari Anduriang dan Nagari Sikucua Barat.

Sementara Kerugian Material: Taksiran kerugian masih dalam pendataan.(kominfo)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama