PEKANBARU, Lintasmelayu.com - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam mewujudkan pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di wilayah Riau. Menurutnya, potensi timbulan sampah di sejumlah daerah sudah memenuhi syarat untuk mendukung pembangunan fasilitas tersebut.
“Kalau kita lihat syaratnya itu, pemerintah daerah wajib menjamin pasokan sampah minimal 1.000 ton per hari. Jika berdasarkan data, timbulan sampah di Kota Pekanbaru 1.011 ton per hari, Kabupaten Siak 192 ton per hari, dan Kampar 350 ton per hari. Artinya jika kita berkolaborasi, syarat itu sudah terpenuhi,” kata Gubri Abdul Wahid saat memimpin rapat koordinasi di Rumah Dinas Gubernur Pekanbaru, Senin (3/11/2025).
Ia menjelaskan, kolaborasi antardaerah menjadi kunci agar proyek PSEL dapat berjalan efektif. Dengan menggabungkan timbulan sampah dari Pekanbaru, Siak, dan Kampar, proyek ini diharapkan menjadi solusi dalam pengelolaan sampah regional serta mampu memberikan nilai tambah ekonomi melalui produksi energi listrik.
“Potensi energi dari sampah sangat signifikan dan dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi pengelolaan sampah serta ketahanan energi daerah. Dengan dukungan kebijakan dan kesiapan infrastruktur, kita bisa mewujudkan PSEL ini,” jelasnya.
Selain potensi pasokan sampah, Pemerintah Provinsi Riau juga telah menyiapkan lahan khusus untuk pembangunan PSEL. Sehingga, kolaborasi lintas daerah ini diharapkan dapat menciptakan Riau yang bersih, hijau, dan mandiri energi.
“Lahan Pemprov Riau sudah tersedia di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung dengan luas sekitar 40 hektare. Ini juga sesuai dengan arahan pusat, pembiayaan melalui Danantara. Skema pembelian listrik oleh PLN sebesar USD 20 cent/kWh,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, menyambut positif gagasan yang dilontarkan oleh Gubernur Riau tersebut. Menurutnya, kolaborasi ini merupakan langkah besar untuk menjawab permasalahan sampah yang selama ini dihadapi kota Pekanbaru dan sekitarnya.
“Terkait yang sudah Pak Gubernur wacanakan dan gagas ini tentu ini adalah ide besar yang harus kita eksekusi bersama-sama. Prinsipnya Pekanbaru setuju dengan adanya kerja sama dengan Danantara,” ujar Agung Nugroho.
Ia menambahkan, pembangunan PSEL tidak hanya menjadi solusi bagi Kota Pekanbaru, tetapi juga dapat dimanfaatkan secara regional. Oleh karena itu pihaknya siap untuk melakukan sinergitas.
“Ini bukan hanya menjadi TPA Pekanbaru saja, tetapi sudah menjadi TPA region. Dengan luas lahan yang dipersiapkan sekitar 40 hektare, kami sangat mendukung. Apalagi TPA Pekanbaru sudah mau ditutup, kemudian ini akan menjadi energi yang menghasilkan ke depannya,” tambahnya.
Dukungan juga datang dari Bupati Siak, Afni Z, yang menilai PSEL merupakan momentum penting untuk memperkuat komitmen daerah dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa Siak terbuka untuk berkolaborasi demi keberhasilan program ini.
“Kota Siak itu kan kota peraih Adipura, tapi sejak pisah kewenangan kementerian ternyata penilaian Adipura itu semakin meningkat. Ini tentu menjadi tantangan baru untuk kota-kota yang memang ingin menunjukkan komitmennya,” tuturnya.
Bupati Afni juga menyambut baik langkah cepat pemerintah pusat yang memberikan perhatian terhadap pengelolaan sampah di Riau. Ia terangkan, kondisi di Kabupaten Siak saat ini memiliki dua tempat pengolahan akhir (TPA) utama, yakni di Siak dan Tualang.
“Alhamdulillah ternyata Pak Menteri LH sudah langsung menghubungi Pak Gubernur. Berarti seperti gayung bersambut, bagaimana untuk kita menangi permasalahan sampah. Karena, kondisinya saat ini di Kabupaten Siak ada dua TPA. Posisinya di TPA Siak dan TPA Tualang, jadi kalau tidak ditangani bersama tentu ini akan menjadi bom waktu yang dampaknya akan kemana-mana. Sehingga kami menyambut baik dan sangat mendukung arahan dari Pak Gubernur. Kalau bisa kita lakukan MoU dan membahas detail terkait pengelolaannya," pungkasnya

Posting Komentar